Artikel bab 8 : Mengadaptasi Organisasi pada pasar
sekarang
Dalam suatu organisasi ada tujuan yang terartikulasi sekaligus mekanisme
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi yang efektif dapat
menciptakan dan memelihara pasar yang viable bagi produk dan jasanya.
Sebaliknya organisasi yang tidak efektif akan gagal dalam penempatan diri pada
pasar. Organisasi secara terus menerus harus memodifikasi dan memperbaiki
mekanisme untuk mencapai tujuannya, dengan cara mengatur kembali struktur peran
dan hubungan serta proses pengambilan keputusan dan pengendaliannya. Organisasi
efisien menetapkan mekanisme yang dapat menunjang strategi pasarnya, sebaliknya
organisasi yang tidak efisien akan terus mengalami kesulitan dalam hal
mekanisme dan prosesnya.
Proses adaptasi organisasional
Tiga perspektif umum adaptasi organisasional, dikemukankan oleh Miles dan
Snow, adalah seleksi alamiah, seleksi rasional dan pilihan stratejik (strategic
choice).
Seleksi alamiah adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara
alamiah dimana karakteritik struktur organisasi yang kompatibel atau sesuai
dengan lingkungan itulah organisasi yang akan bertahan dan menunjukkan kinerja
yang baik.
Seleksi rasional adalah merupakan proses penempatan diri (process of alignment) secara
rasional manajer memilih, mengadopsi dan meninggalkan struktur dan
proses organisasi agar mendapat keseimbangan dengan lingkungan untuk tetap
bertahan dan berkembang. Jika proses penempatan diri (process of
alignment) secara seleksi alamiah atau seleksi rasional tidak tepat maka
pendekatan pilihan stratejik (strategic choice) adalah merupakan
alternative,dengan ciri-ciri:
1)
Dominant coalition yaitu kelompok pengambilan keputusan dengan memiliki
pengaruh yang terbesar (dominan)
2)
Perceptions yaitu dominant coalition menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan organisasi,
3)
Segmentation yaitu dominant coalition bertanggungjawab memilah
lingkungan dan menentukan komponen-komponen tersebut sesuai dengan subunit
organisasi
4)
Scanning activities yaitu dominant coalition bertanggungjawab
untuk melakukan pengamatan (surveillance)elemen lingkungan yang kritikal
terhadap organisasi, dan dynamic constraints yaitu kendala
strategi, struktur dan kinerja organisasi baik yang terdahulu maupun yang
sedang berjalan berhadapan dengan keputusan yang diambil oleh dominant
coalition.
Keterkaitan teori manajemen terhadap strategi dan struktur
organisasional
Untuk melihat keterkaitan antara teori manajemen dengan dapat dilihat
evolusi masing-masing aspek secara terpisah kemudian dilihat keterkaitannya (linkages).
Evolusi bentuk organisasi di identifikasi oleh Chandler didiri atas 3 tipe:
Tipe I adalah organisasi pada tahap awal dinama pemilik yang menjalankan
pengelolaan secara langsung (ownermanaged) disebut juga dengan intrepreneur-administrator.
Secara tipologi strategi organisasi Tipe I cendrung sebagai defenders atau
reactors;
Tipe II adalah organisasi yang sudah menggunakan tenaga adminsitrasi yang
professional, dengan ciri terjadinya rasionalisasi pembagian kerja antar divisi
(functionally structured and centrally controlled). Secara
tipologistrategi organisasi, tipe II ini tergolong “pure defenders,
Tipe III adalah organisasi yang mengaitkan strategi dengan stukturnya, di
Amerika pada duapuluhan dan tigapuluhan seperti General Motor dan Sears,
melakukanterobosan dengan merubah organisasinya menjadi federal
terdesentralisasi yang kemudian diikuti oleh banyak lainnya hingga sekarang.
Secara tipologi strategi, tipe III tergolong dengan prospectors.
Sedangkan kombinasi Tipe II dan Tipe III atau bentuk transisi dikenal juga
sebagai hybrid biasanya menggunakan strategi analyzers.
Evolusi teori manajemen diawali oleh traditional model, berubah
menjadi human relation model dan terakhir menjadi human resources
model. Traditional model menetapkan bahwa kemampuan untuk pengambilan
keputusan efektif secara sempit didistribusikan dalam organisasi. Kontrol
dilakukan secara unilateral dari pimpinan puncak organisasi. Berdasarkan
framework dari Chandler, organisasi Tipe I sesuai dengan model
tradisional. Human relation model adalah model tradisional ditekankan
pada universalitas kebutuhan sosial akan kepemilikan (belonging) dan
akan hasrat untuk dikenal (recognition). Model ini sesuai dengan
organisasi Tipe II. Sedangkan dikaitkan dengan tipologi strategi, model tradition
human relation termasuk Defenders dan Reactors. Human resources
model (Tipe III) bahwa kapasitas pengambilan keputusan dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dibagi kebanyak bagian, strateginya
diasosiasikan dengan Analyzers dan Prospectors.
sumber: dari berbagai sumber
sumber: dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar